DPRD Samarinda Soroti Ancaman Krisis Pangan: Dorong Arah Baru untuk Pertanian Kota

ASPIRASIKALTIM.COM – DPRD Kota Samarinda mengingatkan perlunya langkah serius menghadapi potensi krisis pangan di tengah pesatnya urbanisasi. Minimnya lahan produktif dan menyusutnya ruang hijau menjadi tantangan besar yang harus direspons dengan kebijakan adaptif dan inovatif.

Anggota Komisi II DPRD Samarinda, Viktor Yuan, menyebut kota tak bisa terus bergantung pada pasokan pangan dari luar daerah. Ia menilai, sudah waktunya Samarinda merumuskan strategi pertanian berbasis kota (urban farming) yang lebih terencana dan berkelanjutan.

“Kita terus membangun kota, tapi lupa soal ketahanan pangan. Padahal ini isu mendasar yang akan jadi bom waktu kalau tak disiapkan dari sekarang,” ujar Viktor, Kamis (15/5/2025).

Menurutnya, inisiatif optimalisasi lahan pertanian di kawasan seperti Makroman dan Lempake bisa menjadi titik awal. Namun, ia menegaskan pendekatannya harus berbeda dari daerah agraris. Pertanian kota, kata dia, harus berbasis teknologi, efisien air, dan didukung pasar lokal.

Ia juga mendorong Pemkot agar tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tapi mulai mengintegrasikan rencana pangan ke dalam tata ruang kota. DPRD, lanjutnya, akan mengawal agar program optimalisasi tidak berhenti di wacana atau seremonial.

“Jangan sampai rencana bertani hanya muncul saat krisis datang. Kita perlu kebijakan permanen untuk jaga stabilitas pangan warga kota,” tegasnya.

Lebih jauh, Viktor meminta agar generasi muda dilibatkan aktif dalam skema pelatihan pertanian modern. Ia menyarankan pemanfaatan teknologi hidroponik, vertikultur, hingga integrasi pertanian dan digitalisasi.

“Pertanian di kota bukan hal mustahil. Kita hanya perlu keberanian politik dan kemauan serius untuk menyusun sistemnya,” ujarnya.

Ia berharap Samarinda menjadi contoh kota yang bisa mandiri dalam sebagian kebutuhan pangan, sekaligus menciptakan ruang hidup yang lebih seimbang antara beton dan hijau. (adv)