Ismail Latisi: Kebijakan Sekolah Gratis Gagal Transparan, Orang Tua Terus Dibingungkan

9afa2cc168221109f8aa1dbe8002b224
Admin

Jul 4, 2025

Sekretaris Komisi IV DPRD Samarinda, Ismail Latisi (istimewa).

ASPIRASIKALTIM.COM – Program sekolah gratis yang digembar-gemborkan pemerintah Kota Samarinda dinilai masih belum menyentuh akar persoalan: lemahnya keterbukaan informasi di tingkat sekolah.

Akibatnya, orang tua siswa seringkali tidak tahu mana yang wajib dan mana yang sebenarnya tidak boleh dipungut.

Hal ini disampaikan Anggota Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Ismail Latisi, yang menyebut bahwa meskipun pemerintah sudah menyediakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan buku pelajaran secara cuma-cuma, praktik pungutan masih saja bermunculan.

“Masalahnya bukan hanya pungli, tapi ketertutupan informasi. Banyak wali murid bingung karena tidak tahu kebijakan yang berlaku,” ujar Ismail, Jumat (4/7/2025).

Menurutnya, kebijakan sekolah gratis tidak akan efektif tanpa disertai sistem komunikasi yang terbuka.

Ia menyayangkan masih banyak sekolah yang menyampaikan kebijakan hanya secara internal, lewat surat edaran terbatas, tanpa menyentuh para wali murid secara langsung.

“Sekolah harus aktif menjelaskan, bukan pasif menunggu kalau ada yang tanya. Kita bicara soal hak publik di bidang pendidikan,” tegasnya.

Ia juga menilai pendistribusian LKPD buatan guru lokal adalah langkah maju karena menggantikan LKS berbayar yang selama ini menjadi beban orang tua.

Namun, manfaat dari kebijakan itu akan percuma bila tidak dibarengi transparansi dalam implementasi.

“Orang tua perlu tahu bahwa mereka tidak wajib membeli buku tambahan. Kalau tidak dijelaskan, maka celah penyelewengan tetap terbuka,” katanya.

Ismail mendorong Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Samarinda agar menggunakan seluruh saluran komunikasi media sosial, pertemuan wali murid, hingga media massa untuk menyosialisasikan secara masif kebijakan pendidikan gratis.

Ia menegaskan bahwa penindakan harus dilakukan terhadap sekolah-sekolah yang tetap memungut biaya secara diam-diam.

Baginya, kepercayaan publik terhadap sistem pendidikan bergantung pada kesungguhan pemerintah menegakkan aturan.

“Kalau kebijakan bagus tapi dijalankan setengah hati, masyarakat tidak akan percaya. Ini soal konsistensi dalam melayani rakyat,” pungkasnya. (Adv)

Posted in

Berita Lainnya

Baca Juga

Dengan Tekad dan Keikhlasan Hati; SMP IT Nurul Ilmi Tenggarong Pastikan Bisa

Dokumentasi Ahmad Zainuddin Kepsek AK.Com ASPIRASIKALTIM.COM, Kukar…

Distanak Kukar Gelar Sosialisasi Hasil Aksi Perubahan Ruang Produksi Pada Kawasan Padi Sawah Di Kukar

Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kab….

Ismail Latisi: Kebijakan Sekolah Gratis Gagal Transparan, Orang Tua Terus Dibingungkan

ASPIRASIKALTIM.COM – Program sekolah gratis yang digembar-gemborkan…

Berkat Kolaborasi Tim Kesehatan dan PKK Di Kecamatan Kenohan, Stunting Mengalami Penurunan

Camat Kenohan, Kaspul (Aspirasi Kaltim) ASPIRASIKALTIM.COM, Kukar…

Distransnaker Kukar Adakan Pelatihan Berdasarkan Unit Kompetensi

Plt Distransnaker Kukar M. Hatta saat memberikan…

Pos Populer

Pengunjung

Pengunjung Hari Ini: [statistik_kunjungan stat=today_visitors]

Kunjungan Hari Ini:  [statistik_kunjungan stat=today_visits]

Total Pengunjung: [statistik_kunjungan stat=total_visitors]

Total Kunjungan: [statistik_kunjungan stat=total_visits]

Pengunjung Online: [statistik_kunjungan stat=online]