ASPIRASIKALTIM.COM – Pemerintah Desa Kota Bangun III, Kecamatan Kota Bangun, terus memperkuat layanan kesehatan masyarakat dengan menerapkan sistem jemput bola untuk pemantauan tumbuh kembang balita.
Program ini dirancang agar tidak ada satu pun anak yang terlewat dalam kegiatan penimbangan dan pemeriksaan rutin posyandu.
Kepala Desa Kota Bangun III, Lilik Hendrawanto, mengatakan bahwa kebijakan ini merupakan bentuk tanggung jawab pemerintah desa untuk memastikan pelayanan kesehatan menjangkau seluruh keluarga tanpa terkecuali.
“Target kami 100 persen balita harus terlayani, kalau ada yang tidak hadir di posyandu, kader langsung mendatangi rumahnya, jadi tidak ada alasan anak tidak ditimbang,” ujar Lilik, Jumat (3/10/2025).
Ia menegaskan, sistem jemput bola terbukti efektif dalam memantau pertumbuhan anak sekaligus meningkatkan kesadaran orang tua tentang pentingnya kesehatan sejak usia dini, data perkembangan balita menjadi lebih akurat dan tindakan pencegahan dapat dilakukan lebih cepat bila ditemukan masalah gizi atau kesehatan.
Peran kader posyandu menjadi faktor penting dalam keberhasilan program tersebut. Para kader bergerak aktif dari rumah ke rumah, memastikan setiap anak mendapatkan layanan pemeriksaan, imunisasi, serta edukasi gizi dasar.
Pemerintah desa pun mendukung kegiatan ini dengan menyediakan sarana kesehatan dan memperkuat koordinasi dengan tenaga medis Puskesmas setempat.
“Kesehatan anak tidak bisa ditawar, mereka adalah generasi penerus yang harus dijaga sejak dini,” tegas Lilik.
Masyarakat menyambut positif langkah ini karena dinilai memudahkan akses layanan kesehatan, terutama bagi keluarga yang memiliki keterbatasan waktu atau jarak ke posyandu.
Selain memantau kesehatan anak, kegiatan ini juga menjadi ajang komunikasi langsung antara petugas dan warga mengenai pola asuh, nutrisi, serta kebersihan lingkungan.
Melalui sistem jemput bola, Desa Kota Bangun III berhasil membangun pola pelayanan publik yang lebih inklusif, aktif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Pemerintah desa pun berkomitmen untuk terus mempertahankan pendekatan ini sebagai bagian dari upaya menciptakan generasi sehat dan berkualitas di masa depan.
“Kalau anak-anak tumbuh sehat, maka masa depan desa juga akan kuat,” pungkas Lilik. (adv/Am)