Up : Minggu (28/9/2025).
ASPIRASIKALTIM.COM – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kutai Kartanegara, Thauhid Afrilian Noor, menegaskan bahwa penutupan Expo Erau tidak sama dengan penutupan prosesi adat Erau yang bersifat sakral.
Menurutnya, expo hanya agenda pendukung yang sepenuhnya dilaksanakan pihak ketiga tanpa menggunakan dana pemerintah daerah.
“Erau itu ada dua, yang sakral dilaksanakan pihak Kesultanan Kutai dan baru selesai besok pagi setelah prosesi merebahkan Tiang Ayu. Sedangkan expo hanyalah kegiatan tambahan, dikelola secara mandiri oleh pihak ketiga,” ujarnya, Minggu (28/9/2025).
Thauhid mengungkapkan, expo tahun ini menghadirkan 109 tenda UMKM dengan rata-rata perputaran uang Rp3 juta per hari. Hingga hari terakhir, total transaksi mencapai Rp2,6 miliar. Panitia juga menyediakan 10 unit tenda gratis bagi pedagang lokal sebagai bentuk dukungan nyata terhadap pelaku usaha kecil.
“Dampak expo sangat terasa bagi UMKM. Ini membuktikan kegiatan swadaya dapat berjalan berdampingan dengan agenda budaya besar seperti Erau,” tambahnya.
Penutupan expo dilakukan oleh Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri, di kawasan Tenggarong. Meski expo telah usai, rangkaian Erau Adat Kutai 2025 masih berlanjut hingga prosesi sakral di Kedaton Kutai.
Thauhid menekankan, inti Erau tetap terletak pada ritual adat yang diselenggarakan pihak kesultanan, sementara expo hanyalah pelengkap yang memberi dampak ekonomi.
Dengan capaian tersebut, Disdikbud Kukar berharap expo bisa menjadi inspirasi bagi lahirnya kegiatan serupa di masa depan. “Kami ingin kegiatan berbasis swadaya dan kolaborasi semakin tumbuh di Kutai Kartanegara,” pungkas Thauhid. (adv/Am)