ASPIRASI KALTIM.CO. – Dugaan keterlibatan narapidana dalam kendali jaringan narkoba dari balik jeruji kembali mengguncang kepercayaan publik terhadap lembaga pemasyarakatan.
Menanggapi hal itu, Anggota Komisi I DPRD Samarinda, Markaca, mendorong perombakan total sistem pengawasan di Lapas Narkotika Samarinda.
“Kalau napi masih bisa mengatur peredaran sabu dari dalam penjara, itu tandanya sistem pengawasan kita bermasalah,” tegas Markaca, Kamis (22/5/2025).
Kasus terbaru yang melibatkan napi berinisial SM (36) disebutnya bukan hal baru. Menurutnya, kejadian berulang menjadi bukti lemahnya deteksi dini dan kontrol internal lapas.
Ia menekankan perlunya reformasi menyeluruh, mulai dari mekanisme kontrol petugas hingga standar keamanan saat kunjungan.
“Lapas jangan hanya jadi tempat menahan tubuh, tapi gagal mengendalikan aktivitas napi. Ini harus jadi perhatian serius,” ujarnya.
Markaca juga meminta keterlibatan langsung dari Kemenkumham RI dan aparat kepolisian untuk melakukan audit menyeluruh.
Baginya, persoalan ini bukan sekadar pelanggaran hukum, tapi ancaman sistemik terhadap ketertiban kota.
“Kalau jaringan narkoba masih bisa hidup dari dalam lapas, artinya kita semua dalam bahaya,” sambungnya.
Ia juga menyoroti pentingnya sinergi antara pemda, BNN, dan aparat penegak hukum untuk membangun sistem yang transparan dan berbasis teknologi pengawasan.
“Sudah saatnya kita berbicara soal digitalisasi pengawasan, bukan lagi metode konvensional yang mudah ditembus,” tutup Markaca. (adv)