ASPIRASIKALTIM.COM – Insiden kebakaran yang melanda BIGMall Samarinda awal Juni lalu kini menjadi bahan evaluasi serius di kalangan legislatif.
Ketua Komisi III DPRD Kota Samarinda, Deni Hakim Anwar, menilai peristiwa tersebut bukan sekadar musibah lokal, melainkan pertanda lemahnya pengawasan keselamatan gedung-gedung komersial di kota ini.
“Yang terbakar bukan cuma satu area, tapi juga kepercayaan publik terhadap sistem pengamanan gedung kita,” tegas Deni, Selasa (1/7/2025).
Meski sebagian aktivitas di pusat perbelanjaan itu sudah mulai pulih, Deni menilai perhatian tidak boleh beralih dari akar persoalan.
Ia menyoroti dugaan tidak berfungsinya alat pemadam otomatis seperti sprinkler dan hidran internal saat kejadian, yang menunjukkan adanya kelalaian fatal.
“Kalau sistem proteksi dasar saja gagal berfungsi, itu artinya ada kelengahan yang sangat serius, baik dari pengelola maupun pengawas teknis,” ujarnya.
Menurut Deni, kejadian ini seharusnya memicu evaluasi besar terhadap seluruh gedung bertingkat di Samarinda, khususnya yang terbuka untuk publik.
Ia menilai pengawasan teknis dari instansi terkait harus diperkuat, bukan hanya formalitas administrasi semata.
“Kita harus pastikan tidak ada lagi gedung komersial yang abai terhadap standar keselamatan. Kalau tidak, tinggal tunggu waktu terjadi lagi,” katanya.
DPRD pun memastikan akan terus mengawal jalannya investigasi yang masih berlangsung. Deni berharap laporan akhir bukan hanya menyebut sebab-akibat, tapi juga menghasilkan rekomendasi yang bisa ditindaklanjuti secara konkret, baik oleh pemerintah maupun pelaku usaha properti.
“Evaluasinya harus menyeluruh, bukan reaktif. Kita bicara soal keselamatan ribuan pengunjung setiap hari. Itu tanggung jawab besar,” tutup Deni. (Adv)
