ASPIRASIKALTIM.COM – Rendahnya animo warga terhadap Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) menjadi perhatian Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Muhammad Novan Syahronny Pasie. Ia meminta Dinas Kesehatan tidak hanya mengandalkan pengumuman digital, tetapi mulai aktif menjangkau langsung warga di lapangan.
“Program ini bagus, tapi jika tidak sampai ke masyarakat bawah, dampaknya tidak akan terasa. Harus ada strategi jemput bola,” tegas Novan, Jumat (23/5/2025).
Data menunjukkan, baru 774 warga Samarinda yang ikut skrining sejak peluncurannya pada April 2025. Jumlah itu jauh di bawah target minimal 10 persen dari jumlah penduduk.
Menurut Novan, kendala utama bukan terletak pada fasilitas, melainkan minimnya pemahaman warga soal cara mendaftar dan manfaat program. Ia menyarankan agar pemkot melibatkan perangkat RT, kader kesehatan, dan tokoh masyarakat dalam proses sosialisasi.
“Banyak warga tidak familier dengan sistem pendaftaran online. Ini yang harus dijembatani oleh petugas di lapangan,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa deteksi dini lewat PKG merupakan langkah strategis menekan biaya pengobatan di masa depan. Pemerintah, lanjutnya, sudah menyiapkan layanan di seluruh puskesmas tanpa syarat domisili.
“Sayang sekali kalau anggaran dan fasilitas sudah ada, tapi tidak dimanfaatkan optimal. Ini soal keberlanjutan kesehatan masyarakat,” tambahnya.
Novan berharap kegiatan sosialisasi tidak lagi bersifat seremonial, melainkan menyentuh kelompok rentan seperti lansia, pekerja informal, dan masyarakat di kawasan padat.
“Turun langsung ke warga, itu kuncinya. Edukasi kesehatan tidak bisa dijalankan setengah hati,” tutup Novan. (Adv)
