Sri Puji Astuti: Rumah Aman Korban Kekerasan Harus Diprioritaskan

ASPIRASIKALTIM.COM – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, mendesak Pemerintah Kota agar segera membenahi kualitas rumah aman sebagai bagian dari layanan perlindungan terhadap perempuan dan anak korban kekerasan.

Menurutnya, keberadaan rumah aman yang saat ini dikelola Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak masih jauh dari memadai. Lokasinya terpencil, minim pengamanan, serta belum memiliki fasilitas pendukung yang lengkap.

“Tempat ini harusnya menjadi ruang pemulihan, bukan sekadar penampungan. Keamanan dan akses layanan harus jadi prioritas,” kata Puji, Selasa (27/5/2025).

Ia menilai, lonjakan kasus kekerasan yang terjadi di Samarinda harus dibaca sebagai sinyal perlunya penguatan perlindungan struktural. Dalam tiga bulan pertama 2025, tercatat 50 kasus yang dilaporkan—angka yang menempatkan Samarinda di posisi mengkhawatirkan secara nasional.

“Korban sudah berani bicara, tapi negara belum sepenuhnya hadir memberi rasa aman. Ini paradoks yang harus segera ditangani,” tegasnya.

Puji juga menyoroti lemahnya sosialisasi di tingkat masyarakat. Menurutnya, banyak warga masih belum memahami prosedur pengaduan maupun keberadaan fasilitas perlindungan korban.

“Tidak cukup hanya bikin regulasi. Edukasi itu kunci agar masyarakat tahu ke mana harus melapor dan merasa dilindungi,” ucapnya.

DPRD, lanjutnya, akan mendorong peningkatan anggaran untuk penguatan sistem layanan korban kekerasan, termasuk pelatihan petugas dan kerja sama lintas sektor dengan lembaga sosial serta komunitas.

“Kita tidak bisa menunggu kasus berikutnya. Pemerintah harus proaktif, karena ini soal nyawa dan martabat warga,” tutup Puji. (adv)