DPRD Samarinda Imbau Masyarakat Bijak Berekspresi Jelang HUT RI ke-80

ASPIRASIKALTIM.COM – Menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80, masyarakat mulai ramai memasang bendera dan atribut perayaan.

Namun, kemunculan bendera One Piece atau Jolly Roger di beberapa titik Kota Samarinda memicu pro dan kontra di tengah publik.

Sebagian warga menilai pengibaran bendera bergambar tengkorak dan tulang bersilang itu tidak pantas, bahkan dianggap menyinggung simbol negara.

Sementara sebagian lainnya melihatnya sebagai bentuk ekspresi budaya dan kritik sosial dari generasi muda, terutama penggemar anime dan manga.

Menanggapi polemik ini, anggota Komisi III DPRD Samarinda, Abdul Rohim, meminta masyarakat tidak terburu-buru memberikan penilaian negatif.

Menurutnya, fenomena tersebut lebih tepat dipahami sebagai bentuk penyampaian aspirasi dan keresahan sosial ketimbang tindakan penghinaan terhadap negara.

“Kalau saya melihatnya ini lebih pada ekspresi kritik sosial. Tidak ada indikasi provokasi terstruktur atau gerakan yang mengarah pada makar,” ujar Rohim, Kamis (7/8/2025).

Rohim menegaskan, dalam negara demokratis, ruang berekspresi harus tetap dijaga selama tidak melanggar aturan hukum.

Pemerintah, menurutnya, justru perlu mengakomodasi aspirasi masyarakat dan membuka ruang dialog untuk memahami maksud di balik tindakan tersebut.

Meski demikian, DPRD Samarinda mengimbau agar masyarakat lebih bijak dalam mengekspresikan pendapat, apalagi menjelang peringatan hari besar nasional.

Perayaan HUT RI, kata Rohim, seharusnya menjadi momentum memperkuat persatuan, bukan memunculkan gesekan sosial.

“Kalau ini benar bentuk kritik sosial, negara seharusnya bisa menampung dan mendengarkannya. Tapi masyarakat juga perlu memahami batasan agar tidak menyinggung simbol-simbol negara,” pungkasnya. (Adv)