DPRD Samarinda Tegaskan Program Sekolah Rakyat Bukan Simbol Kemiskinan

ASPIRASIKALTIM.COM – Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Samarinda, Sri Puji Astuti, menegaskan bahwa Program Sekolah Rakyat (SR) tidak boleh dipandang sebagai simbol kemiskinan.

Ia mengingatkan masyarakat untuk tidak menganggap SR sebagai sekolah bagi kalangan tidak mampu semata, karena persepsi seperti itu justru bisa menimbulkan stigma negatif dan menghambat keberlangsungan program.

Program SR resmi diluncurkan oleh Pemerintah Kota Samarinda pada 15 Agustus 2025. Menurut Puji, tujuan utama program tersebut adalah memperluas akses pendidikan bagi masyarakat, khususnya mereka yang selama ini kesulitan mengenyam pendidikan formal.

“Sekolah Rakyat bukan gambaran kemiskinan. Justru ini strategi pemerintah untuk memastikan semua anak memiliki kesempatan yang sama dalam menempuh pendidikan,” ujar Puji, Jumat (22/8/2025).

Ia menegaskan, peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci utama pembangunan Samarinda di masa depan. Kehadiran SR diharapkan mampu menjadi salah satu upaya konkret dalam mencetak generasi muda yang lebih kompetitif dan berdaya saing tinggi.

Lebih lanjut, Puji menekankan bahwa persoalan penting bukanlah status sosial masyarakat, melainkan sejauh mana pemerintah dapat menjamin pemerataan akses pendidikan.

“Pemerataan akses pendidikan merupakan tolok ukur keseriusan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan,” jelasnya.

Dengan adanya Program SR, Puji optimistis bahwa Samarinda akan memiliki generasi berkualitas yang siap berkontribusi terhadap pembangunan jangka panjang daerah.

“Program ini harus kita dukung bersama agar mampu mencetak SDM unggul bagi masa depan kota,” pungkasnya. (adv)

Teks foto : Wakil Ketua Komisi IV DPRD Samarinda, Sri Puji Astuti (istimewa):